Flash Fiction-Jawaban Lolongan Anjing.

Ketika ia terbangun dari tidurnya yang melelahkan, Olan mendapati Sang Istri sudah tak ada di sampingnya. Mungkin ia sedang memasak di dapur, pikirnya. Ia berjalan perlahan menyusuri lorong gelap rumahnya. Melangkah dari satu lantai ke lantai lainnya dengan berhati-hati, agar tak menginjak lego Sang Anak yang bandel. Anehnya hari ini lantainya cukup bersih, tak ada mainan berserakkan, tak ada ranjau lego yang terpasang.

Begitu sampai di dapur, ia mendapati istrinya sedang memasak dengan anggun. Gerakan tangannya sangat cekatan dan suara alat masaknya bersatu padu.

“Pagi banget masaknya Sayang,” ucap Olan. Tapi Sang Istri tak menjawab, ia hanya tersenyum seakan menerka apa perkataan Olan barusan. Mungkin suara sutil dan wajan yang beradu membuatnya kesulitan mendengar. Olan tak ambil pusing.

Ia berjalan pelan ke arah rak buku. Mengambil sebuah foto keluarga mereka dan memperhatikannya dengan seksama. Ia selalu tersenyum ketika melakukan rutinitas itu. Setelah puas tersenyum, ia meletakkan foto itu dan mengambil sebuah buku, bersiap untuk duduk sembari menunggu Sang Istri selesai memasak. Sebelum sempat duduk, seseorang mengetuk pintu rumahnya. Ketukannya lambat namun kuat. Siapa yang datang  pagi begini, pikirnya.

Olan beranjak ke pintu dengan perasaan aneh. Ketika membuka pintu, ia mendapati seorang teman lama yang jarang ia temui. Di luar sangat gelap dan dingin, bahkan lebih banyak suara lolongan anjing daripada kokokkan ayam.

“Malik?” ucapnya.

Malik hanya diam dan wajahnya datar. Dari dapur Sang Istri memanggilnya, mengatakan kalau bumbu di dapur mereka habis. Olan menjawabnya dengan penuh kasih sayang, lalu kembali terfokus pada teman lamanya itu.

“Istriku itu,” katanya.

Wajah malik berubah, raut mukanya seperti ia telah kehilangan seseorang yang amat berharga.

“Ada apa lik?”

“Gapapa Lan,” jawab Malik, ia menunduk seperti memikirkan sesuatu, kemudian tiba-tiba pergi entah ke mana. Olan kembali ke dalam, mendapati rumahnya yang kosong, gelap, dan berantakan. Ia memanggil-manggil istrinya, namun hanya lolongan anjing yang menjawabnya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top