
Kalau kamu awam terhadap dunia politik dan ingin sedikit mengenal bagaimana busuknya dunia perpolitikan melalui kisah ringan, Animal Farm karya George Orwell mungkin akan sangat cocok untuk kamu.
Deskripsi Singkat
Novel ini terbit di tahun dan tanggal yang sama dengan kemerdekaan indonesia. Jumlah halaman 140 (terjemahan Indonesia) dan sudah public domain khusus yang versi asli (dalam bahasa Inggris). Animal Farm bukan sekedar cerita fabel biasa, novel ini membawa tema korupsi, fanatisme, dan pentingnya pendidikan melalui penceritaan yang penuh satir namun sederhana. Novel ini awalnya ditulis oleh George Orwell untuk menyindir bagaimana Uni Soviet yang membawa gagasan negara utopia malah berakhir tidak sesuai harapan. Lucunya, setelah sekian tahun berlalu, apa yang ada di buku ini tetap relate dengan apa yang terjadi di negara kita.
Kisah bermula ketika seekor babi tua yang bijaksana bernama Major menanamkan gagasan bahwa selama ini mereka telah digunakan oleh manusia tanpa timbal balik yang setimpal. Bagaimana manusia merupakan makhluk yang hanya mengkonsumsi tanpa memproduksi sesuatu, membuat dirinya muak. Ia kemudian menceritakan mimpinya tentang suatu saat nanti pemberontakan akan terjadi dan para hewan bisa menentukan nasib mereka sendiri. Betapa indah dan damai suatu saat itu. Pemberontakan itu benar-benar terjadi, masalahnya adalah apa yang mereka alami selanjutnya tak seindah mimpi malam itu.
Dari sinopsis singkat itu kita bisa melihat bagaimana George Orwell membangun cerita yang sederhana tapi penuh makna. Lalu, apa yang membuat novel ini menarik dan apa kekurangannya?
Kelebihan buku
Gaya bahasanya simpel dan tidak puitis (terjemahan Bentang Pustaka). Saya sangat suka dengan gaya penceritaan di novel ini. Bagaimana isu politik yang berat bisa dibawakan dengan sederhana, sehingga bisa dinikmati pembaca awam sekalipun.
Novel ini berhasil menggambarkan kelas sosial dengan jelas melalui perumpamaan dari jenis hewan-hewan berbeda. Seperti babi yang merupakan para elit politik, kuda bernama Boxer sebagai kelas pekerja, dan anjing-anjing sebagai militer yang loyal terhadap elit.
Keterangan waktunya jelas, hari ke hari kita diajak melihat perubahan demi perubahan yang terjadi. Sesederhana tujuh perintah yang berubah seiring waktu, sampai impian para hewan yang perlahan pudar. Saya rasa novel ini akan selalu berada di top 10 novel yang pernah saya baca. Serius.
Kekurangan buku
Jujur saja, bagi saya sangat sulit untuk menentukan kekurangan novel ini. Tapi, kalau memang harus menyebutkan kekurangannya mungkin ada di dua hal. Pertama, versi terjemahan yang saya baca itu agak kaku, walau sebetulnya tidak terlalu mengganggu ritme membaca. Kedua, novel ini terlalu tipis, saking tipisnya saya hampir menyelesaikannya dalam sekali duduk. Hanya karena saya ke toilet jadi harus break membacanya sebentar, haha.
Cocok untuk
Cocok untuk semua orang, terutama yang ingin mempelajari politik dengan ringan.
Kesimpulan
Secara keseluruhan saya sangat menyukai novel ini. Bagaimana isu politik yang begitu berat dibawa secara sederhana dan ringan. Di novel ini saya mempelajari satu hal yang sangat penting. Bagaimana sejarah bisa tenggelam seiring matinya para pendahulu kita. Saya jadi sadar kalau sejarah itu penting dan upaya propaganda seperti mengotak-atik sejarah dan aturan betul-betul bisa merusak suatu bangsa… tidak… bisa merusak suatu peternakan hewan maksud saya.
Rating 100/10
HARUS BACA!
“BEBERAPA BINATANG SETARA TETAPI BEBERAPA BINATANG LEBIH SETARA DARIPADA YANG LAINNYA.”
–George Orwell, Animal Farm