Di Balik Tugas dan Harapan-Sebuah Esai Keresahan

A tense night scene in Bogotá with a silhouette of a police officer against a fire backdrop during protests.
Foto Oleh Alotrobo

Melihat demo akhir-akhir ini mengingatkan saya pada sebuah animasi Jepang berjudul ‘Jin-Roh the Wolf Brigade’. Bom molotov milik pendemo beterbangan membalas rentetan gas air mata yang ditembakkan aparat. Hanya saja kondisi film animasi itu sudah sangat jauh lebih buruk dari kondisi kita sekarang. Karena pemerintah yang diktator, rakyat yang lelah pun membangun kelompok pemberontak dan bertindak jauh lebih anarkis. Begitu juga pemerintah yang membuat brigade wolf untuk melawan para pemberontak dengan cara yang dingin.

Sekarang hari Jum’at tanggal 29 Agustus 2025. Bertepatan dengan berita duka dari Ibukota.

Malam tadi, orang-orang berlarian dipukuli oleh aparat hingga salah seorang pengemudi ojek online terbunuh, dilindas sebuah kendaraan taktis seberat 14 ton (kabarnya kasus ini sudah mendapatkan tindak lanjut).

Kalau saya perhatikan dari video tersebut, peristiwa itu terlihat sangat kejam, seolah sulit diterima akal sehat.  Saya bisa merasakan bagaimana kepanikan masyarakat dan aparat dalam situasi itu, biar bagaimanapun mereka (para aparat) manusia juga. Tapi maksud saya ayolah, kalian berada di sebuah kendaraan taktis lapis baja seberat 14 ton yang dirancang memang untuk situasi seperti itu. Saya yakin meskipun sekelompok zombie menerjang mereka, setidak-tidaknya mereka dapat bertahan satu atau dua hari.

Belakangan saya mendapat kabar dari media sosial kalau yang bersangkutan ternyata sedang mengantar pesanan pelanggannya.

Beliau sedang mencari nafkah, menyebrang jalan dan seterusnya.

Sebagai seseorang yang jarang terlibat dalam pembahasan politik dan lebih sering mendengar melalui media sosial tanpa menelisik lebih dalam, tentu saya marah. Mungkin kemarahan saya adalah buah dari ketidaktahuan saya. Jadi saya mencoba mencari tahu, mendengarkan podcast, membaca sana sini dan melihat postingan portal berita.

Apa yang saya tangkap dari sekilas pengamatan saya adalah, kejadian hari ini merupakan buntut dari permasalahan yang sudah menggunung dan akhirnya pecah di beberapa hari belakangan, seperti pemangkasan anggaran publik, pajak PBB yang naik drastis (saya kurang tahu pajak yang lain) dan kenaikan gaji DPR. Ditambah beredarnya video anggota DPR yang menari ketika mendapatkan kenaikkan gaji.

Aneh. Tingkah laku mereka maksud saya. Sudah tahu keadaan sedang memburuk malah melakukan hal seperti itu.  Sebenarnya rakyat sebelah mana yang sedang mereka wakili? Saya juga gak tahu, entahlah, mungkin mereka juga nggak tahu. Daripada berspekulasi lebih baik berbenah diri.

Entah kenapa rasa-rasanya fungsi aparat belakangan ini sudah sedikit melenceng. Ini cuman kekhawatiran saya tapi, kalau gak ada tindakan tegas dari pejabat negara, saya khawatir akan terjadi sesuatu yang lebih buruk. Rakyat sudah lelah, selayaknya seorang yang sedang lelah dipaksa terbangun (apalagi dilindas) pastilah marah. Sepertinya saya sudahi dulu di sini daripada semakin emosi. Ini hanya esai, tolong jangan lindas saya…

Harapan saya semua ini dapat tuntas, rakyat mendapatkan apa yang mereka tuntut dan pemerintah berbenah diri, begitupun sebaliknya (meskipun saya rasa pemerintah sejatinya memiliki tanggung jawab lebih besar untuk memberi contoh kepada rakyatnya). Saya benar-benar tidak ingin situasi negara kita jadi seperti situasi jepang di film animasi tersebut. Semoga saja lekas membaik.

Sedikit tambahan: tadi dan minggu lalu saya duduk bersebelahan dengan aparat ketika mendengarkan khotbah Jum’at dan mereka baik. Mungkin mereka bisa jadi contoh untuk yang lainnya? Mungkin.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top