
Kalau kalian mengenal seseorang yang setiap harinya gak pernah bersemangat, gampang menyerah, dan selalu mengeluh-tolong tampar mereka dengan buku ini (bercanda), tolong berikan mereka novel ini, serius. Meski sangat tipis dan tergolong sebagai novelet akan tetapi ‘The Old Man and the Sea’ karya Ernest Hemingway tak kalah menarik dari novel-novel keluaran terbaru.
Terbit pertama kali dalam majalah Life di Amerika Serikat pada tahun 1952 lalu menjadi sebuah buku utuh tak lama setelahnya. ‘The Old Man and the Sea’ menjadi karya terbaik Ernest Hemingway dan berhasil memenangkan Pulitzer Prize (1953), setahun kemudian ia dianugerahi Nobel Sastra. Jumlah halaman 162 (versi terbitan Narasi). Sangat amat tipis.
Berkisah tentang Santiago, seorang nelayan tua renta namun sangat berpengalaman. Ia melewatkan delapan puluh empat hari tanpa mendapatkan satu ekor ikan yang membuatnya mendapat julukan salao (bentuk terburuk dari ketidakberuntungan). Pada hari kedelapan puluh lima, Santiago berlayar sendirian memecah gelombang menuju Gulf Stream, sebuah lokasi berarus deras yang terletak di Samudera Atlantik. Di sanalah segala pertarungan hidup dan mati seorang nelayan tua melawan ganasnya lautan dimulai.
Novel ini menyimpan sebuah pembelajaran penting betapa seorang manusia tak akan pernah bisa dikalahkan meski telah hancur berkeping-keping. Perjuangan Santiago di setiap harinya terasa sangat jelas dan menyentuh hati. Penggambaran akan ganasnya lautan, fenomena unik, dan berbagai jenis ikan yang didapatkan Santiago selama memancing membuat saya sebagai pembaca merasa tertarik dan semakin terbawa menuju cerita yang dibawakannya. Kita diajak menyelami kehidupan seorang nelayan yang keras, tak melulu mendapatkan ikan, pulang, lalu menjualnya.
Kelebihan buku
Novel ini padat dan jelas. Karakter utamanya sangat inspiratif, penggambaran seorang Santiago yang tua renta dan cukup lemah melawan ganasnya lautan, menggambarkan betapa seorang yang lemah pun tak akan mudah untuk dikalahkan. Gaya bahasanya sederhana namun tepat, Hemingway memang terkenal akan kalimat-kalimatnya yang pendek dan ia enggan menggunakan sinonim-sinonim aneh. Ada banyak pembelajaran yang bisa dipetik tanpa perlu usaha lebih untuk mengulik ceritanya.
Kekurangan buku
Ada banyak kelebihan tentu ada banyak kekurangan. Gaya bahasanya yang sederhana tadi membuatnya terasa sangat polos bagi saya pribadi. Ceritanya lambat, sangat lambat. Mungkin karena kegiatan memancing memang sebuah pengulangan maka ada banyak pengulangan kata seperti menggulung, menarik, menusuk umpan dan lain sebagainya. Berbicara tentang kata-kata tersebut saya teringat bahwa saya cukup kesulitan untuk membayangkan kejadian di dalam novel, karena saya sangat awam akan kegiatan memancing dan bagian-bagian sampan terdengar asing bagi saya. Tokohnya minim dan latarnya pun minim karena berada di tengah lautan. Apa yang bisa saya bayangkan di tengah lautan kecuali air yang membentang sampai cakrawala.
Cocok untuk
Kalau kamu mencari bacaan yang singkat dan sederhana, buku ini sangat cocok karena bisa dibaca dalam sekali duduk. Tak ada kata kotor dan konfliknya simpel sehingga bisa dijadikan dongeng pengantar tidur untuk anak-anak.
Kesimpulan
Novel ini sangat padat dan mengandung banyak pembelajaran di dalamnya. Tokoh utamanya sangat inspiratif dan penggambaran perjuangannya begitu nyata. Kalimatnya yang sangat sederhana menjadi pedang bermata dua-untuk seorang yang menyukai kalimat to the point akan cocok dan untuk orang yang menyukai kalimat-kalimat yang indah tidak akan cocok. Meski singkat tetapi ada banyak pengulangan yang sebenarnya tidak masalah juga berhubung semua kegiatan memang dilakukan di satu latar saja. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, ‘The Old Man and the Sea’ telah membawa perubahan untuk sastra modern sehingga sangat pantas untuk dibaca.
Semua ulasan di atas berdasarkan novel terjemahan dan bila saya telah membaca versi aslinya, saya akan membuat ulasan lain.
Bagi saya rating buku ini adalah 4/5.
“Setiap hari adalah hari yang baru. Memang lebih baik kalau beruntung. Tapi aku lebih suka menjadi tepat. Sehingga saat keberuntungan datang kau sudah siap.”
–Ernest Hemingway, The Old Man and the Sea